Laporan
Praktek
Audio dan Radio
Judul :
Penguat Daya Audio
Nama : Arief Maulana Absan
Nim : 1203056
A.
Tujuan:
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa mampu:
1.
Merakit rangkaian Power Amplifier (penguat daya suara)
dengan IC
2.
Mengetahui fungsi rangkaian penguat daya pada system
audio
3.
Mengetahui karakteristik kerja rangkaian penguat daya
pada system audio
4.
Melihat respon frekuensi dan penguatan yang dapat
dilakukan oleh rangkaian penguat daya.
B.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum kali ini
adalah:
1. Osiloskop
Dual
Beam 8. IC
LA4440
2. Multimeter 9. C1
47μf/10V
3. VCD/MP3
player (peralatan
input) 10. C3
100μf/10V
4. AFG 11.
C5 0,1μf/10V
5. Kabel
secukupnya 12.
C7, C11 1000μf/16V
6. Education
Trainer 13.
C9 220μf/16V
7. loudspeaker 14.
R1 4,7Ω
C.
Teori Pendukung
Pada rangkaian audio seringkali sinyal audio yang diproses haus dipebesar level
dayanya sampai mencapai suatu besar
tertentu untuk menggerakkan loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar
sehingga telinga mampu mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker
untuk area/ruangan tertentu. Untuk melakukan hal ini diperlukan rangkaian
penguat (amplifier) yang didalamnya terdapat suatu komponen tertentu yang mampu
melakukan penguatan frekuensi audio. Seperti transistor bipolar, transistor
efek medan (FET), tabung katoda, bahkan menggunakan rangkaian terpadu (IC).
Audio Amplifier adalah
sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal
yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker dengan level
tertentu sesuai kebutuhan.
1. Input
Sinyal
Input sinyal dapat
berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player, Tape, Radio
AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu
mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke
penguat awal/ penguat depan (pre-amp)
2. Penguat
Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat
depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masing sinyal
input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses
pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat
depan harus mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3. Pengatur
Nada (Tone Control)
Pengatur
nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker agar
sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk
nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang
mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut
dengan Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh
dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian filter.
4. Penguat
Akhir (Power Amplifier)
Penguat
Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari
pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah
penguat akhir adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan
efisiensi yang tinggi.
Karena
kerja dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan
dibutuhkan sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor
penguat akhir karena terlalu panas.
5. Speaker
Speaker
berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya
sebuah speaker biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker
terbagi menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter
(high). Impedansi speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat
ini ada juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu
mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
Rangkaian
penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuat sinyal pada range
frekuensi audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan
penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin.
Pada
rangkaian penguat pada suatu sistem audio, rangkaian terdiri dari beberapa bagian
antara lain rangkaian penguat awal yang dikenal dengan rangkaian pre-amp,
rangkaian filtter (tune control) dan rangkaian penguat akhir (power amplifier)
yang akan menggerakkan speaker yang akan menghasilkan suara sehingga bisa
didengarkan oleh telinga.
D. Langkah
Kerja
1.
Melengkapi peralatan, bahan pratikum yang akan
digunakan, dan memeriksa terlebih dahulu peralatan, komponen apakah dalam
keadaan baik dan dalam keadaan bekerja.
2.
Merakit rangkaian penguat audio pada trainer
(education trainer kit) dengan skema rangkaian seperti pada gambar di bawah
(rangkaian mono), kemudian menghidupkan rangkaian sehingga menghasilkan suara
pada speaker dengan suara yang jelas dan tanpa cacat.
3.
Melepaskan hubungan input rangkaian amplifier (input terbuka)
dari rangkaian lainnya sehigga output amplifier pada loudspeaker tidak
mengeluarkan suara.
4. Menghubungkan AFG praada bagian input rangkaian
amplifier dan menghubungkan chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 pada
osiloskop(tanpa rangkaian input).
5. Mengatur input AFG pada posisi 1 kHz dengan amplitudo
sebesar 100mVp-p, hitunglah tegangan output yang dihasilkan.
6. Mengatur amplitudo sinyal input AFG pada posisi
minimum dan melihat sinyal output yang terbaca lalu mengatur amplitudo sinyal
input(AFG) sehingga menghasilkan signal output yang tidak cacat, hitung besaran
penguatan maksimum dari amplifier trainer kemudian hitung besar penguatan dari
rangkaian. Gunakan sumber audio lain lalu
pasang potensio meter 1000kΩ pada input power yang diatur pada posisi minimum
dan melakukan perubahan pada pengaturan volume pada posisi minimum, tengah dan maksimum
lalu menggambarkan bentuk dari tiga keadaan tersebut.
E. Hasil
Pengamatan
1. Tegangan
output yang dihasilkan pada posisi 1 kHz dengan amplitudo 100mVp-p
Tegangan
output yang dihasilkan pada frekuensi 1 KHz dengan amplitude 100mVp-p,
menghasilkan sinyal output cacat
2. Sinyal
output ketika sinyal input(AFG) pada posisi minimum
Analisis
F =
1 KHz
Input = 2,8 mV
Output = 12 V
Av = Vo/Vi
Av = 12 V/2,8 mV
= 12/0,028
= 428,57 V
10 log Av = 10 log 428,57
=
10 X 2,63
=
26,3 dB
F. EVALUASI
DAN PENUGASAN
1. Yang
terjadi pada saat posisi volume rangkaian amplifier pada posisi maksimum adalah
Sinyal output yang dihasilkan akan semakain besar atau Vo akan semakin besar
ini terlihat pada hasil pratikum langkahFungsi rangkaian tone control pada
sistem audio adalah untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi
(Treble) secara terpisah. Pada bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal
frekuensi rendah, sedangkan pada bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi
tinggi.
2. Fungsi
equalizer adalah untuk menyamakan suara speaker mendekati sumber aslinya atau
mengembalikan suara speaker seperti suara aslinya.
3. Fungsi
pre-amp adalah meng-ampli atau menguatkan sinyal dari low level ke line level.
Jadi sinyal yang keluar dari transducer masuk ke rangkaian preamp, dalam
rangkaian tersebut memproses sinyal elektronik yang masuk, diolah ke
level-level tertentu yang kemudian di teruskan kedalam rangkaian ampli induk.
4. Power
amplifier berfungsi untuk sebagai penguat sinyal audio yang pada dasarnya
merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang bertujuan untuk
menggerakan pengeras suara (loud speaker).
5. Fungsi
speaker adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.
Proses pengubahan gelombang listrik / elektromagnet menjadi gelombang suara
terjadi karena adanya aliran listrik arus AC audio dari penguat audio kedalam
kumparan yang menghasilkan gaya magnet sehingga akan menggerakkan membran, Kuat
lemahnya arus listrik yang diterima, akan mempengaruhi getaran pada membran,
bergetarnya membran ini menghasilkan gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
G. KESIMPULAN
1.
Fungsi rangkaian penguat daya adalah untuk memproses
sinyal audio dimana sinyal audio yang diproses harus diperbesar level dayanya
sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker yang
berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu mendengarkan suara
yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran terganggu.
2.
Tone kontrol pada sistem audio berfungsi untuk
mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah
sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio
pada frekuensi tinggi.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar