Laporan
Praktek
Audio dan Radio
Judul :
Blok Penerima FM
Nama : Arief Maulana Absan
Nim : 1203056
A. TUJUAN
Setelah pratikum ini siswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui blok rangkaian dan
fungsi dari bagian penerima radio FM
2. Mengetahui karakteristik kerja
rangkaian penerima FM
3. Melihat besaran dan bentuk sinyal
dari masing-masing bagian pada penerima FM
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada pratikum kali ini
adalah :
1. Trainer penerima FM
2. Osiloskop
3. RFG
4. Multimeter
5. Toolset
6. Kabel Listrik
C. TEORI PENDUKUNG
Radio komunikasi FM
merupakan radio broadcast yang banyak digunakan. Dibandingkan dengan jenis
radio komunikasi yang lainnya dikarenakan suara yang dihasilkan jauh lebih
bersih dibandinhkan dengan yang lainnya dan gangguan dari noise terhadap sinyal
informasi yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan radio siaran lain. Radio
komunikasi FM bekerja pada spectrum frekuensi VHF 88-108 Mhz dengan jenis
modulasi frekuensi (FM). Pada system komunikasi broadcase FM selain suara yang
dihasilkan lebih bersih juga menggunakan system stereo yang akan menghasilkan
suara lebih bagus dibandingkan dengan system mono sesuai dengan format system
audio yang banyak dikembangkan yaitu format audio stereo.
Gambar. Blok diagram penerima FM Mono
Bagian antenna
(Aerial) berfungsi menerima sinyal gelombang elektromagnetik di udara yang
berasal dari stasiun pemancar dan merubahnya menjadi gelombang listrik dan
diteruskan kebagian penala.
Bagian RF, Mixer
dan Oscilostor berfungsi sebagai bagian penala (tuning) yang berfungsi memilih
siaran yang diinginkan dan akan menghasilkan frekuensi IF sebesar 10,7 Mhz.
bagian ini disebut juga dnegan frekuensi converter, karena bagian ini merubah
besaran yang diterima di oleh antenna yang berkisaran antara frekuensi 88-108
Mhz menjadi frekuensi antara IF sebesar 10,7 Mhz.
Penguatan IF
memperkuatkan frekuensi antara 10,7 Mhz yang bersal dari bagian penala dan
besarannya disesuaikan dengan bagian berikutnya dari blok diagram.
FM modulator atau yang dikenal juga dengan De-Empesis
berfungsi memisahkan sinyal carier dengan sinyal suara. Pada bagian ini sinyal
yang dihasilkan sudah murni sinyal audio, bukan sinyal yang masih termodulasi
yaitu sinyal yang masih tercampur antara audio dan sinyal carrier.
AF voltage amplifier dan
AF power amplifier merupakan bagian penguat suara yang akan memperkuat
sinyal suara dan menghasilkan getaran suara yang dapat diengar oleh telinga
manusia dan pada bagaian system stereo bagian ini terdiri dari dua buah
penguat yang akan menggerakan dua buah loundspeker.
D. LANGKAH KERJA PRATIKUM
1. Lengkapilah
peralatan dan bahan pratikum yang akan diguanakan, periksa terlebih dahulu
peralatan dan pastikan dalam keadaan bekerja.
2. Rakit dan instalasilah trainer
penerima FM dengan benar
3.
Carilah salah satu siaran yang bersih.
4.
Lakukanlah pengukuran pada keluaran dari bagian tuner
yang akan menghasilkan sinyal IF sebesar 10,7 Khz gambarkan bentuk sinyal dan
catat pada table berikut ini :
Gambar gelombang :
5. Lakukan
pengukuran pada bagian keluaran IF amplifier, bandingankan sinyal keluaran dan
sinyal masuk pada bagian ini. Apa yang diperkuatkan dan berapa penguatan
dibagian ini.
Gambar gelombang :
Gelombang sinyal Input
Gelombang Sinya Output
6. Pada
bagian FM modulator terjadi pemisahan antara sinyal carrier dengan sinyal informasi lakukan pengamatan dan gambarkan bentuk keluaran rangkaian.
7. Pada
bagian terakhir lakukan pengukuran pada bagian audio, berapa kali penguatan
dilakukan pada bagian ini, dan gambarkan bentuk sinyal outputnya.
E. EVALUASI DAN PENUGASAN
1. Pada system penerima stereo pada bagian mana yang
terjadi pemisahan sinyal kanal suara stereo, apa nama bagiannya?
Pada sistem penerima stereo radio bagian pemisah sinyal stereo yaitu dipisah oleh rangkaian yang disebut dengan dekoder stereo
2. Buatlah blok diagram penerima FM stereo!
3. Fungsi Masing-masing Blok:
a. Antena : berfungsi menangkap sinyal-sinyal bermodulasi yang bersal dari
antena pemancar.
b. Penguat RF : berfungsi unutk menguatkan sinyal yang ditangkap oleh
antena sebelum diteruskan ke blok Mixer (pencampur).
c. OSC (Osilator Lokal) : berfungsi unutk mebangkitkan getaran frekuensi
yang lebih tinggi dari frekuensi sinyal keluaran RF. Dimana hasilnya akan
diteruskan ke blok Mixer.
d. Mixer (pencampur) : Berperan untuk mencampurkan kedua frekuensi yang
berasal dari RF Amplifier dan Osilator Lokal. Hasil dari olahan mixer
adalah Intermediate Frequency (IF) dengan besar 10,7 MHz.
e. Penguat IF : digunakan untuk menguatkan Frekuensi Intermediet (IF)
sebelum diteruskan ke blok limiter.
f. Limiter (pembatas) : berfungsi unutk meredam amplitudo gelombang yang
sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni
(beramplitudo rata).
g. Detektor FM : digunakan untuk mendeteksi perubahan frekuensi
bermodulasi, menjadi sinyal informasi (Audio).
h. De-emphasis : berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya
berlebihan (tinggi) yang dikirim oleh pemancar.
i. AFC (Automatic Frequency Control / Pengendali Frekuensi Otomatis) :
berfungsi unutk mengatur frekuensi osilator local secara otomatis agar tetap
stabil.
j. Dekoder Stereo : digunakan unutk memproses sinyal Stereo, sehingga
hasilnya diteruskan pada 2 buah penguat AF (FM Stereo).
k. Penguat Audio : digunakan untuk menyearahkan getaran/ sinyal AF serta
meningkatkan level sinyal audio dan kemudian diteruskan penguat AF ke
suatu pengeras suara.
l. Speaker (pengeras suara) digunakan untuk
mengubah sinyal atau getaran listrik berfrekuensi AF menjadi getaran suara yang
dapat didengar oleh telinga manusia.
4. Apa fungsi rangkaian AFG pada penerima FM? Dan jelaskan prinsip kerjanya
!
Jawab:
AFC (Automatic Frequency Control): Rangkaian ini berfungsi
mengontrol kestabilan frekuensi osilator lokal. Ini dibutuhkan karena ketidak
stabilan frekuensi lokal osilator menyebabkan penyimpangan penerimaan frekuensi
pembawa.
5. Kenapa pada penerima FM kualitas audio lebih bagus dibandingkan dengan
penerima AM
jawab :
Gelombang FM bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar
pita) yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Frekuensi yang dialokasikan
untuk siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini
secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak
diharapkan. Selain itu, Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh
kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh
struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan adanya
efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding
distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar